AYOSUROBOYO | Kediri -Sebelum nama Gudang Garam harum di seantero Nusantara, kota Kediri sudah lebih dahulu punya pabrik rokok besar melegenda yakni” Cap 93.
Pabrik rokok, Cap 93 itu didirikan oleh Tjoa Kok Tjiang, seorang pengusaha Tionghoa di Kediri pada awal abad 20 yang pada masanya, pabrik ini jadi salah satu pabrik rokok terbesar di kota Kediri.
Ribuan buruh mayoritas perempuan dipekerjakan melinting kretek di sini. Produk rokok “Cap 93” pada era 50 -an cukup dikenal dikalangan masyarakat Jawa Timur.
Berdasar penuturan saksi hidup. Lokasi Pabrik Rokok Tjap 93 dulu berdiri di Jalan Gudang Garam (sekarang dikenal sebagai Jalan Raden Fatah). Nama jalan itu muncul karena di sana memang ada gudang garam milik PJKA, sedangkan pabrik Rokok 93 persis berseberangan dengan gudang garam.
Saat ini menurut warga, sisa bangunan pabrik Rokok 93 masih terlihat di Jalan Raden Patah tepatnya di sebelah barat Pondok Indah.
Namun bangunan tersebut kini telah beralih fungsi menjadi bangunan sekolah dan gedung pertemuan, bahkan terhubung tembus hingga Jalan Sriwijaya.
Di pabrik inilah pemuda bernama Tjoa Ing Hwie (kelak berganti nama menjadi Surya Wonowidjojo pemilik Gudang Garam sekarang) mengawali nasibnya dengan menimba pengalaman.
“Surya Wonowidjojo dulu dipercaya mengurus racikan tembakau dan kualitas kretek rokok cap 93. Namun, karena perselisihan keluarga, Ing Hwie atau Surya Wonowidjojo keluar dari pabrik itu pada tahun 1956.
Seiring perjalanannya, di pasaran Gudang Garam berkembang pesat mengalahkan rokok terdahulunya Cap 93 yang justru meredup hingga pabrik rokok legendaris di kota yang sama itu gulung tikar diera tahun 1960-an.
Nama rokok Cap 93 kini mungkin hanya tinggal kisah akan tetapi besar jasanya “sebab tanpa Cap 93 mungkin Gudang Garam tidak akan pernah ada dan kota Kediri pun tak mungkin dikenal sebagai “Kota Kretek” seperti sekarang.
Mari kita ingat sejarah ini sebagai bagian dari identitas dan kebanggaan warga Kediri Raya.