BERITA UTAMA
Beranda » Urap- urap Jadi Hidangan Pelengkap Doa HUT RI ke-80 Warga Bumiarjo

Urap- urap Jadi Hidangan Pelengkap Doa HUT RI ke-80 Warga Bumiarjo

AYOSUROBOYO| Tradisi tasyakuran pada malam” Tujuh Belasan merupakan agenda tahunan bagi warga kampung Bumiarjo kota Surabaya dari generasi ke generasi.

Sama halnya di tahun sebelumnya, pada malam tasyakuran” Kemerdekaan HUT RI ke-80 tahun 2025 ini warga berkumpul untuk memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kiranya bisa menjadi potret ritual keseimbangan antara pemerintah dan rakyat.

Baca juga : Bumiarjo Jadikan Inspiratif Program Jimpitan” Kampung Madani

Doa pengingat ini bagi warga Bumiarjo adalah wadah dikala, sejarah perjuangan, budaya, alam, dan manusia terbalut dalam satu hening cipta dengan pekik “Merdeka.

Tabik benteng peradaban menjaga kearifan lokal agar tak tergerus zaman. Sayur “Urap-urap berbumbu campur kelapa parut jadi bagian hidangan filosofi acara malam tasyakuran itu.

Baca juga : Kampung Bumiarjo Hidupkan Permainan Tradisional Karya Leluhur

Urap-urap bukan hanya sekadar menu, namun juga sarat makna simbolisme. Urap seringkali disajikan dalam acara syukuran sebagai wujud syukur atas perjuangan pada Tuhan.

Beberapa kalangan percaya jika dari tiap bahan dalam urap-urap memiliki makna filosofis tersendiri.

Dalam Kajian Pustaka Jawa, urap merupakan sajian sayuran tertua yang ada di Nusantara. Urap telah ada pada abad ke-10. Hal itu tampak dari prasasti yang menyebut kata “Wrak-wrak yang diartikan sebagai sajian khas urapan” sama halnya tembang” Dhandhanggula yang menggambarkan harapan setelah melalui perjuangan. Selain itu, sebelum nama urap populer, urap-urap sempat disebut kulupan dan gudangan.

Dari prasasti Linggasutan Kerajaan Medang atau disebut juga Kerajaan Mataram Kuno yang sempat berpusat di Jawa Tengah, lalu pindah ke Jawa Timur. Kata “urap” berasal dari bahasa Jawa, yakni urip, hidup dengan rasa, jiwa, cipta dan karsa. Sehingga, perlu kita maknai “urap bukan sekedar hidangan, karena dalam setiap sajian urap terdapat doa khidmat.

Secara umum, menu urap melambangkan kesederhanaan, kebersamaan, dan hubungan harmonis antara manusia dengan alam, maka menu urap dalam acara syukuran bukan sekadar hidangan, tetapi juga simbol dari nilai  luhur harapan baik antara manusia dengan Tuhan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *