Manggarai | Ayosuroboyo - Kawan -kawan Tim advokasi mata air akhirnya hadir dalam forum Advokasi mata air di Manggarai NTT tepatnya di desa Bangka Lelak. Mereka dari Tim Advokasi Manggarai NTT sangat antusias memberikan penjelasan pada suatu kesempatan berdiskusi bersama para petani di desa Bangka Lelak dengan mendengarkan informasi terbaru yang berhubungan dengan nasib mata air di Desa Bangka Lelak.
Stefanus Solok Narasumber dalam dialog bersama Tim Advokasi Mata Air Desa Rejeng Bangka Lelak Manggarai Kabupaten NTT |
Perasaan prihatin, penasaran saat itu cukup meredakan gejolak para petani mengingat di desanya saat ini masih dalam musim kemarau yang mengancam lahan garapan sawah mereka.
Setelah mendengar apa yang sebenarnya sedang terjadi di kampung halaman disana. Tim advokasi menerima masukan informasi-informasi tentang adanya problem gagal panen, hingga sulitnya mendapatkan air bersih juga dokumen-dokumen yang diterima Tim Advokasi langsung dari warga masyarakat seperti:
1. Dokumen Berita Acara Musyawarah Penyikapan advokasi mata air desa Bangka Lelak antara Warga Rejeng
2. Dokumen Berita Acara Pertemuan petani dengan perangkat desa terkait yang diselenggarakan di Balai Desa Bangka Lelak Manggarai Kabupaten NTT pada tanggal 19 September 2024 yang dihadiri kurang lebih 50 warga petani.
Petani desa Rejeng Bangka Lelak Manggarai Kabupaten NTT dalam kesempatan bersama Tim Advokasi Mata Air di balai desa |
Tim advokasi Mata Air Desa Rejeng Bangka Lelak juga mendapat beberapa keterangan dari, nara sumber, Stefanus Solok (50), Petani asal , Rejeng Desa Bangka lelak kabupaten Manggarai Provinsi NTT yang menjelaskan bahwa mereka menyempatkan diri untuk datang bersilaturrahim ini guna mendengarkan dan mendapatkan masukan-masukan secara langsung tentang apa itu advokasi mata air tersebut, tentang konservasi lingkungan dan kearifan lokal.
Baca juga : BMKG; WASPADA POTENSI CUACA EKSTREM MASIH BERLANJUT UNTUK SEPEKAN KE DEPAN
Stefanus menyampaikan jika masyarakat juga adat sangat prihatin dan bersabar diri terkait perubahan iklim sekarang ini. Tentu kami sebagai petani sangat paham terhadap dampak yang pasti timbul dengan fenomena perubahan iklim. Bagi kami warga masyarakat desa Rejeng Bangka Lelak terus berupaya untuk bagaimana caranya supaya kami tetap bisa menggarap lahan, sawah dan kebun- kebun kami. Kata Stefanus Solok.
Kami yang warga Rejeng Bangka Lelak juga bias membayangkan nasib warga petani di sepanjang aliran sungai yang mengalami kekeringan, tentunya hari-hari ke depan warga petani akan sangat menderita karena kekeringan. Jadi harapan saya jangan sampai terjadi kekurangan air, berebut air menjadi pemandangan yang biasa?
Baca juga: Pemkot Surabaya Gelar Penanaman Cabai dan Bawang Merah di (BTKD) Bekas Tanah Kas Desa Balas Klumprik
Maka dari itu kami warga Rejeng Bangka Lelak sangat berterima kasih atas penjelasan dari kawan - kawan tim advokasi mata air dan sangat mengharapkan agar pihak berwenang di Pusat bisa segera memanfaatkan data-data yang telah disampaikan oleh petani disini untuk dipelajari dan sebagai bahan untuk mengambil tindakan yang sesuai dengan aturan dan hukum yang berlaku. tukas , Stefanus (kontributor).