SELAMAT DATANG DI SITUS BERITA AYO SUROBOYO NUSANTARA BARU INDONESIA MAJU
Karakteristik Fasad Bangunan Arsitektur Kolonial Belanda di Kawasan Darmo Surabaya

Karakteristik Fasad Bangunan Arsitektur Kolonial Belanda di Kawasan Darmo Surabaya

Ayosuroboyo | Kawasan Darmo merupakan wilayah kawasan kuno yang memiliki nilai historis tinggi seiring terbentuknya Surabaya. Kawasan ini (Darmo) merupakan sebagian kawasan kerajaan Hindu Mataram pada zaman dahulu dan kemudian menjadi kawasan penjajahan kolonial Belanda. 

Rumah Sakit Darmo atau sebelumnya bernama Surabayasche Zieken Verplenging (SZV) yang dibentuk pada tahun 1897.
Rumah Sakit Darmo atau sebelumnya bernama Surabayasche Zieken Verplenging (SZV) yang dibentuk pada tahun 1897.

Di beberapa kawasan wilayah Darmo masih terdapat  kawasan cagar budaya dengan peninggalan bangunan - bangunan bersejarah. Pada beberapa titik lokasi terdapat bangunan bersejarah yang mulai usang dan banyak terdapat perombakan bangunan bersejarah dengan fungsi rumah tinggal. 


Seperti halnya perubahan fungsi bangunan rumah tinggal yang menjadi bangunan pemerintahan. Perombakan bangunan ini tentunya merubah Fasad bangunan atau mengalami perubahan bentuk dari gaya kolonial Belanda menjadi gaya modern kontemporer. 


Fasad merupakan elemen arsitektur terpenting sehingga harus dijaga keasliannya. Melalui metode penelitian kualitatif yaitu metode yang digunakan untuk menganalisis data. Hasil penelitian dapat dilihat dari karakteristik Fasad berupa langgam bagunan, elemen Fasad dan prinsip komposisi Fasad.


Seperti yang kita lihat dikawasan jalan Darmo dengan berdirinya Yayasan Rumah Sakit Darmo atau sebelumnya bernama Surabayasche Zieken Verplenging (SZV) yang dibentuk pada tahun 1897. Perkumpulan ini berdiri pada tanggal 9 Juni 1897 dan dipimpin oleh HJ. Offerhaus yang merupakan 

sekumpulan orang berjiwa sosial karena ingin membantu meningkatkan pelayanan di bidang kesehatan untuk masyarakat Indonesia khususnya Surabaya kala itu.


Rumah Sakit tipe C ini adalah salah satu rumah sakit swasta yang berada di Kota Surabaya, Jawa Timur. Pada permulaan tahun 1898, sebuah klinik didirikan di Jalan Ngemplak, Surabaya, dengan kapasitas 78 tempat tidur. Klinik tersebut dipimpin oleh Zr. Bonnekamp. Klinik tersebut kemudian diubah menjadi Hotel Ngemplak dan saat ini dikenal sebagai Asrama Brimob Ngemplak.


Tahun 1921, SZV membeli sebidang tanah di Jalan Raya Darmo 90 Surabaya dan pada tanggal 15 Januari 1921 dilakukan peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit Darmo oleh Mejuffr G. Hempenius (Directrice SZV).


Sewaktu pemerintahan Jepang, gedung RS digunakan sebagai bengkel untuk memperbaiki dan menyimpan senjata berat serta kendaran perang seperti tank. Gedung RS juga pernah dipakai Jepang sebagai Kamp Interniran anak-anak dan wanita. Setelah pasukan Sekutu datang ke Surabaya, kamp diambil alih oleh Letkol Rendall pada tanggal 27 Oktober 1945 dan menjadi pusat pertahanan pasukan Brigjen AWS Mallaby.


Pada tanggal 27 Oktober 1945, di depan gedung RS Darmo terjadi pertempuran antara tentara sekutu dengan para pemuda Surabaya. Pertempuran tersebut mengawali terjadinya peristiwa 10 November 1945. Gedung RS dijadikan benteng pertahanan oleh pasukan Brigade Jenderal AWS Mallaby.


Namun sejak masa penjajahan Jepang di Indonesia, RS Darmo di Jalan Darmo ini telah menjadi sumber beragam mitos dan cerita mistis yang berkembang. Rumah sakit ini telah menjadi legenda urban di kalangan penduduk Surabaya karena beberapa insiden horor di dalamnya.  Rumah sakit ini menjadi salah satu yang tertua di kota Surabaya hingga bagian dari sejarah kota, rumah sakit ini menjadi saksi bisu perjuangan masyarakat Surabaya melawan pasukan sekutu.


Walau mungkin hanya sebagai mitos dan cerita seram legenda, rumah sakit tersebut kini tetap menjadi destinasi bangunan yang memikat bagi mereka yang ingin menjelajahi sisi Kota Surabaya.


Fakta lainnya, rumah sakit tersebut tetap beroperasi sebagai fasilitas medis yang mumpuni hingga saat ini, dengan banyak kisah yang beragam.


Berikut ini adalah tahapan bersejarah RS Darmo.


2003: Peletakan Batu pertama Gedung Bedah Sentral oleh Ketua Yayasan RS Darmo, Prof. Dr. Basoeki Wiryo Widjojo, Sp.BS (20 Maret 2003)


2004: Peresmian Gedung Bedah Sentral oleh Gubernur Jawa Timur, H Imam Utomo.S (20 Januari 2004).


2005: Peresmian Gedung Rawat intensif oleh ketua Yayasan RS Darmo, Prof. Dr. Basoeki Wiryo Widjojo, Sp.BS (19 November 2005)


2008: Pemasangan plakat RS Darmo sebagai Bangunan Cagar Budaya oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Surabaya.


2010: Peresmian Gedung Rawat Jalan oleh Wali kota Surabaya, Drs Bambang Dwi Hartono, MPd dan Ketua Pembina Yayasan RS Darmo, Prof. Dr. IGN Gde Ranuh, SpA (K) (07 Agustus 2010). (bumiarjo1)

Lebih baru Lebih lama