Ilustrasi Pembelajaran Santri |
Ayosuroboyo | Masih banyak orang tua yang menemui kendala saat pendaftaran penerima peserta didik baru (PPDB) tingkat SMK dan SMKN jalur zonasi.di Jawa Timur.
Mereka mengaku sama sekali tidak memahami cara pendaftaran dengan sistem online,
Hal tersebut dapat diketahui setelah hampir puluhan ribu bangku kosong SMAN atau/ SMKN di Jawa Timur karena persoalan PPDB dan bahkan kabarnya akan dievaluasi.
"Saya hanya diajarkan untuk pilih zonasi saja, tidak tau cara daftar yang lain. Itu pun saya masih minta tolong ke saudara." terang Okik, dimana salah satu wali murid yang hingga kini masih kebingungan anaknya mau disekolahkan kemana.
Jangankan daftar online, pakai handphone ini saja kami tak pandai.Tadi kami minta tolong ke orang lain yang juga bersamaan mendaftarkan anaknya namun belum bisa jelasnya (12/07)
Menurut penuturannya, saat ini ia mengaku bahwa hanya berdasarkan pemberitahuan melalui sekolah anaknya lalu dikasih jadwal untuk pendaftaran melalui online. Tapi kalau boleh jujur, saya benar-benar tidak paham caranya."Anak saya lulusan dari salah satu SMP Negeri di Surabaya, dengan nilai 87,22 dari nilai rata-rata 90,00.
Saya sudah dua kali daftar ini, kemarin daftar jalur afirmasi tak bisa, sekarang coba daftar zonasi masih terkendala di sistem. Ditolak gitu,
Pemerintah harus sediakan alternatif lain. Kami bingung dengan sistem ini kalau ditolak, bingung harus ngapain lagi. Kalau manual kita tinggal perbarui persyaratannya,” ungkapnya.
Saat ditanya akan di Sekolahkan ke mana? Ia menjawab dengan lesu. Karena masih merasa kebingungan setelah tidak ada nama anaknya saat pengumuman di jalur zonasi.
"Kalau dimasukkan di sekolah swasta juga keterbatasan biaya. Tapi sebenarnya juga sayang sekali soalnya nilainya bagus, anak saya juga mendapatkan beasiswa pemuda tangguh. Tapi gak bisa masuk di Sekolah Negeri. Saya bingung mas."
Menanggapi hal ini, Achmad Garad selaku aktifis sosial merasa trenyuh. Melihat fenomena seperti ini.
"Seharusnya ada peran pemerintah daerah yang wajib hadir. Jangan sampai ada anak berprestasi tapi tidak dapat melanjutkan sekolah karena pertimbangan biaya apalagi kurang pemahaman soal PPDB secara online." katanya saat diskusi bersama para awak media.
"Harus ada solusi, karena persoalan seperti ini, selalu berulang-ulang terus menerus dari tiap tahun ke tahun. Kalau tidak, hal ini akan menjadi ganjalan prestasi Gubernur. Dan jangan sampai apa yang di bangun dan mendapatkan berbagai kesuksesan di bidang lain, namun dicap gagal dalam mengatasi persoalan pendidikan. Mengingat Gubernur kan sebagai pemimpin wilayah di Provinsi Jawa Timur sering mendapatkan berbagai penghargaan dan bintang jasa dari lembaga publik baik di level Nasional maupun Internasional. (bumiarjo1)