Ayosuroboyo | Lucile Randon, Biarawati asal Prancis ini lahir pada 11 Februari 1904, satu dekade sebelum perang dunia I.Ia orang tertua di dunia yang dinyatakan meninggal dunia pada usia 118 tahun. Dilansir dari laporanThe Guardian pada Selasa (17/1)
 |
| Orang tertua didunia |
Randon meninggal dalam tidurnya di panti jompo Kota Toulon, bagian selatan Prancis.Tampak ada kesedihan luar biasa, namun itu adalah keinginannya supaya dapat bertemu dengan mendiang kakak tercintanya. Baginya, ini adalah pembebasan,” kata Juru Bicara panti jompo Sainte-Catherine-Labouré, Davis Tavella.
Lucile Randon adalah sosok wanita yang akrab disapa Suster Andrée menjadi orang paling lama kedua yang pernah hidup di bumi, setelah Kane Tanaka perempuan asal Jepang yang tutup usia pada 119 tahun, April 2022 lalu.
Masa muda Lucile Randon ia sebagai seorang gubernur dan pengajar sebelum memutuskan masuk biara pada tahun 1944, dalam usianya yang menginjak 40 tahun. Dia telah berada di panti jompo sejak 1979 dan di rumah Toulon sejak 2009.
Pada tahun lalu 2021, Suster Andrée selamat dari serangan Covid-19 setelah virus menyebar ke panti jompo tempat ia tinggal,dan menewaskan 10 penghuni lainnya.
Suster Andrée tidak bertanya kepada saya tentang kesehatannya tetapi malah tentang rutinitasnya. Dia ingin tahu misalnya apakah waktu makan dan tidur akan berubah. Dia tidak menunjukkan rasa takut akan penyakitnya, bahkan dia lebih mengkhawatirkan penghuni panti lainnya,” ungkap Tavella.
Biarawati itu mengatakan kepada televisi BFM Prancis bahwa ia tidak takut untuk mati saat dirinya diwawancarai apakah takut bahaya Covid 19.
“Saya senang bertatap dengan anda, tetapi sesungguhnya saya ingin berada di suatu tempat lain, bergabung dengan mendiang kakak laki-laki saya dan kakek nenek saya.” tambah Randon.
Sebelumnya pada tahun 2020, Suster Andrée juga sempat mengatakan pada radio Prancis bahwa ia tidak mengetahui bagaimana dirinya bisa hidup begitu lama di dunia.
Saya sendiri menyerahkan semuanya pada Tuhan, saya tidak tahu apa rahasianya. Hanya Tuhan yang bisa menjawab pertanyaan itu. Saya mengalami banyak ketidakbahagiaan dalam hidup dan selama perang 1914-1918 ketika saya masih kecil, saya menderita seperti orang lain.” tutupnya.(bumiarjo1)
