Qatar Jamin Hotel dan Jajan Bagi Penonton Bayaran Piala Dunia 2022 |
Ayosuroboyo | Tuan rumah Qatar diterpa beberapa kontroversi jelang gelaran Piala Dunia 2022. Setelah adanya isu pelanggaran HAM dan LGBT, kali ini mereka disebut merekrut penonton bayaran dari negara Pakistan untuk memberikan kesan positif pada Piala Dunia 2022.
Menurut laporan The Times, panitia penyelenggara Piala Dunia 2022 merekrut sekelompok penggemar dari berbagai negara untuk menyampaikan pesan positif selama penyelenggaraan Piala Dunia 2022 di Qatar.
Jadwal Piala Dunia Qatar 2022 |
Sebagai imbalan, panitia penyelenggara bakal menanggung semua biaya perjalanan dan akomodasi "penonton bayaran" termasuk penginapan dan konsumsi selama mereka berada di Qatar. Selain itu, mereka juga akan mendapatkan uang saku sebesar 60 poundsterling (Rp1 juta) per harinya.
Untuk mendapatkan semua fasilitas itu, para "penonton bayaran" akan diikat kontrak. Mereka wajib menjalankan semua poin yang tertuang dalam kontrak tersebut. Lantas, apa saja yang harus mereka lakukan di Piala Dunia 2022 nanti?
Masih menurut The Times, para penonton bayaran ini diwajibkan menyanyikan lagu kebangsaan dengan lantang, meneriakkan yel-yel dan mengenakan jersey timnas mereka masing-masing saat upacara pembukaan yang rencananya digelar pada 20 November 2022. Mereka juga wajib melakukan tugas-tugas yang tersemat dalam kontrak setiap kali negara mereka melakoni pertandingan.
Adanya dokumen yang dirilis kepada para pemimpin kelompok penggemar bayaran untuk menginstruksikan kepada para anggota penonton bayaran tentang perihal perilaku mereka selama upacara pembukaan.
"Dalam seremoni pembukaan (Piala Dunia para penggemar di seluruh dunia, selama periode lima menit, nyanyian penggemar dari setiap negara akan dimainkan dan Anda akan diharapkan untuk berdiri, menyanyikan lagu/nyanyian, mengibarkan bendera Anda dan mewakili negara Anda," demikian salah satu poin yang tertera dalam kontrak penonton bayaran Piala Dunia 2022.
Selain itu, mereka juga wajib menyuarakan hal atau informasi yang positif melalui media sosial mereka terkait gelaran Piala Dunia 2022.
Lebih dari itu, mereka juga ditugaskan menjadi mata-mata terutama di media sosial untuk melaporkan adanya informasi atau pemberitaan negatif yang kawasan Timur Tengah itu (okik)