Armada Bus Sumber group |
Ayosuroboyo | Ottomotif - Dari sisi tenaga, Chassis dongfeng EQ6120KSD menggunakan diesel Yuchai YC6G270-20, konfigurasinya 6 silinder inline, 7800 cc, dan sudah dilengkapi dengan turbocharger keluaran honeywheel + intercooler.
Sedangkan untuk injectornya bermerk wuxi/bosch, tenaga maksimal yuchai ini adalah 270 ps @ 2500 rpm, 55 ps lebih besar dibanding Hino AK215.
Yang istimewa dari mesin ini adalah torsi raksasanya yang mencapai 1080 nm @ 1500 rpm,
Torsi ini bahkan masih jauh lebih besar jika dibanding Hino RK 260 sekalipun yang hanya bertorsi 750 nm. Dengan torsi sebesar itu maka wajar saja jika si Dongfeng mempunyai performa ganas di jalanan, baik itu urusan tarikan maupun top speednya.
Namun ternyata tenaga besar tersebut tidak diimbangi dengan rem yang mumpuni, meskipun sebetulnya Chasis Dongfeng sudah mengaplikasikan rem full air brake dan ukuran teromol yang lebih besar dibanding Hino.
Rem dongfeng dikenal kurang pakem dan juga sering selip, apalagi pas musim hujan. Sebetulnya banyak pihak garasi Otto bus sudah melakukan berbagai cara untuk mengatasi masalah rem ini, mulai dari penambahan retarder, penggantian tromol rem bawaan pabrik, bahkan menambah karung pasir di bagian bagasi bus agar rem lebih menggigit, namun ternyata semua hal tersebut belum cukup untuk mengatasi masalah rem si dongfeng.
Masalah lainnya adalah chasis yang terlalu rigid dan juga per terlalu keras, selain berpengaruh pada kenyamanan penumpang, dua hal tersebut juga berpengaruh ke daya cengkeram ban ke aspal, utamanya ketika bus dalam keadaan menikung.
Akibat masalah rem inilah kemudian chasis dongfeng sering mengalami masalah dijalan dan mencapai puncaknya ketika Dongfeng milik Sumber Kencono bernopol W7113UY mengalami kecelakaan di Ngawi. Pasca kecelakaan inilah kemudian banyak Chasis Dongfeng milik beberapa Otto bus mulai dijual hingga habis.
Beberapa Otto bus pun kemudian kembali banyak yang menggunakan chasis untuk seluruh armadanya terdiri dari Hino AK8 untuk bus ATB dan Hino RK8 untuk kelas patas.
Setelah banyak dijual, sebagian besar Bus Dongfeng jatuh ke tangan Po daerah terutama dari Jawa Barat, dan masih dioperasikan hingga kini sebagai bus karyawan, sebagian lagi jatuh ke tangan Po dengan rute pendek jawa timuran namun era kini sudah tidak diketahui nasibnya.(okik)
(Sumber: awansan)