AYO SURABAYA
Ilustrasi |
Ayosuroboyo | Dulu saya mengira memilih travel umroh yang bagus, qualified, sevalue itu sudah cukup sebagai pertimbangan bahwa perjalanan umroh akan lancar dan khusyu’.
Namun setelah menjalani, ada satu hal yang sebenarnya jadi match maker dari perjalanan umroh. Lalu siapakah gerangan ? " Muthawif kita.
Travel umroh yang amanah akan memudahkan kita pada bab teknis perjalanan dan administrasi selama umroh. Namun ternyata peran Muthawif ini lebih banyak menentukan vibes umroh seperti apa yang kita dapatkan. Dan yang membekas lama di hati kita bukan soal teknis perjalanan, akan tetapi bagaimana vibes perjalanan kita.
Singkatnya, pada perjalanan umroh waktu saat menyinggahi Jabal Uhud, sebelum itu Muthawif kami sudah mengingatkan di sepanjang perjalanan menuju ke sana bagaimana kedudukan kuburan lalu amalan apa yang sesuai Sunnah saat berkunjung ke kuburan, dan apa-apa saja yang terlarang.
Sedari diingatkan terus di sepanjang perjalanan. Tentunya dengan penjelasan yang halus dari seorang Muthawif, sehingga tidak ada yang merasa tersinggung. Bab batu nisan, bab berdoa dan sebagainya.
Sejak turun dari bus, jamaah berjalan mendekat ke makam syuhada Uhud. D sini para jamaah banyak yang gagal membendung air mata ketika langkah kaki semakin dekat dengan makam Syuhada Uhud yang dibentengi oleh pagar kaca. Berkelebat di kepala ”scene” 700 kaum muslimin yang melawan 3000 an musyrikin Makkah.
Ketika Muthawif sedang sendu dan khidmat menceritakan siapa saja yang dimakamkan di dalam sana, di sebelah kami dan beberapa meter dari kami sibuklah jamaah umroh yang menyorakkan yel-yel biro umroh, bertepuk tangan dan bernyanyi, berfoto-foto riang gembira. Dilihat dari atribut umrohnya kelihatan itu dari travel umroh kelas mahal. Tapi, see ? Nggak menjamin dapat Muthawif yang “faham”.
Bagaimana bisa adab kita sedemikian buruknya ketika menginjakkan kaki di tempat bersejarah dimana disana terbaring Hamzah bin Abdul Muthalib yang gugur dan jasadnya dicabik Hindun dan diambil hatinya untuk dimakan. Kematian yang membuat Rasulullah Shalllallahu ‘alaihi wa sallam begitu sedih. Di kuburan umum saja ada adab yang harus dijaga, apalagi ini di pemakaman syuhada Uhud. Tidakkah mereka mengambil pelajaran?
Klik gambar diatas |
Bagaimana bisa orang-orang itu bersorak sorai di tempat dimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menghentakkan kaki di atasnya dan berkata: “Diamlah engkau Uhud. Di atasmu sekarang ada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang yang selalu membenarkannya (Abu Bakar ra.) dan dua orang yang akan mati syahid (Umar bin Khaththab ra. dan Utsman bin Affan ra.)
Tidak semua jamaah umroh itu faham adab-adab seperti ini. Juga sunnah-sunnah ibadah umroh dan apa yang tidak disyari’atkan. Adab-adab sepanjang perjalanan dan di tempat-tempat tujuan selama perjalanan. Maka peran Muthawif sebagai pemimpin perjalanan ibadah sangat penting disini.
Muthawif yang tidak sekedar faham Sunnah, tetapi juga yang mampu mengkomunikasikan dengan baik kepada jama’ah, yang awareness tentang hal-hal kecil seperti rajin mengingatkan bab adab, doa, apa yang ada tuntunannya apa yang tidak "ini diperhatikan dengan baik.
Yang bisa membangun suasana yang khusyu’ dan khidmat. Bukan sekedar yang membuat suasana meriah ala wisata. Sebab kekhusyu’an perjalanan itu bisa dicapai dengan kekhusyu’an kolektif seluruh rombongan. Nggak bisa sendiri.
Maka mendapat Muthawif yang “faham” ini urgent banget. Sekarang jadi ngerti kenapa umroh bareng Ustadz-Ustadz favorit itu selangit harganya. Ya karena sebanding dengan VIBES yang kita dapatkan.
Kalau kita ikut paket umroh reguler dan dapat Muthawif yang “faham” itu rejeki luar biasa. Sehingga ghirah yang kita bawa pulang setelah umroh itu bukan layaknya orang yang pulang dari berwisata. Tapi selayak seseorang yang keluar dari Mihrab muhasabah panjang.
Namun sebagai informasi, Sebiro belum tentu pengalamannya sama. Beda Muthawif beda pengalamannya. Jadi jangan sungkan untuk bertanya siapa Muthawifnya nanti.
Sesuatu yang jarang terperhatikan oleh kita ketika menyiapkan perjalanan umroh. Bertanya testimoni tentang Muthawifnya bagaimana. Dan yang pada akhirnya memang rejeki banget kalau sampai dapat Muthawif yang “faham” dan helpful, cakcek, nan ramah. (bm1)